Rabu, 18 Juli 2012

Cerita Dari Sebuah Masa Chapter #4

Cerita Dari Sisi Sella




17 November
Aku diabaikan. Dan dia menghilang. Enggan atau entah dia memang benar-benar tidak bisa.
Seminggu yang lalu dia bercerita padaku, ada seorang temannya di kelas musik yang menyatakann cinta padanya. Dia bertanya, apa yang harus dia lakukan. Katanya ini bukan kali pertama gadis itu menyatakan rasa sukanya. Dan dia bingung harus bagaimana.

RINQUEST: SCENE #3 DATANG TAK DIUNDANG


Kamu datang kepadaku dengan segudang cerita yang selalu kunanti. Ceritamu dengannya.
Dalam anganku, kureka adegan ceritamu dengannya sebagai adegan ceritaku sendiri. Aku yang menjadi tokoh utamanya bersamamu, bukan dia. Kamu boleh bilang aku gila, terserah. Yang pasti aku menjadi gila karenamu. Jadi kalau kamu ingin menyalahkan seseorang, salahkanlah dirimu yang telah membuatkku gila.
Kamu tahu, berapa banyak kuhabiskan malam untuk memikirkanmu?
Bukan maksudku untuk berangan tentangmu, tapi kamu datang tiba-tiba tanpa kuminta, menyusup masuk dalam rongga sel-sel otakku yang sulit mencerna tentang mekanisme fluida yang katamu mudah.
Dan aku akan menyebutmu sebagai penjajah. Karena kamu telah menjajah pikiran dan hatiku. Memonopolinya hanya untukmu. Bukankah Proklamator kita bilang, bahwa penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan[1]? Lalu kenapa kamu masih berkehendak untuk menjajahku – hati dan pikiranku.
Celaka. Aku sudah jatuh dalam pesonamu.
Aku ingat, kamu pernah menjanjikan itu padaku, “Awas hati-hati, aku tidak bisa membendung pesonaku. Jangan salahkan aku kalau kamu jatuh cinta padaku.” Saat itu kamu mengatakannya dalam nada penuh gurau.
Dan waktu itu, dengan santai kutanggapi banyolanmu dengan senyuman mengejek, “Apa? Jatuh cinta padamu? Tenang saja, selama mataku masih normal aku tidak akan jatuh dalam perangkap pesonamu.”
Jika menilik kembali pada percakapan kita, kuasumsikan bahwa sekarang mataku sudah tidak normal. Oh, bukan tapi seluruh tubuhku tidak normal. Karena semua organku telah terpesona olehmu.

=.=.=